01. PC Tidak
Bereaksi, Saat Tombol Power Ditekan.
Permasalahan: Anda menekan
tombol power untuk mengaktifkan PC Anda, namun PC tidak menunjukkan tandatanda
kehidupan. Apa yang terjadi?
Solusi: Jika hal ini
terjadi pada PC Anda, ada beberapa kemungkinan yang harus diperiksa satu per
satu secara bertahap.
Langkah 1: Periksa semua
jaringan listrik, dari outlet AC sampai ke PSU (power supply unit) PC Anda.
Apakah sudah terpasang dengan sempurna. Mulai dari memastikan switch PSU dalam
posisi ON, ataupun sekiranya Anda menggunakan UPS (uniterruptable power supply)
dan/atau stabilizer AVR (automated voltage regulator). Pastikan semua dalam
posisi ON dan dalam keadaan berfungsi dengan baik.
Langkah 2: Jika hal
tersebut bukan penyebabnya, maka kemungkinan berikutnya baru pada PC Anda.
Pastikan semua kabel (terutama kabel power) dan komponen terpasang dengan baik.
Caranya dengan mebuka casing, kemudian menekan-nekan kembali komponen dan
konektor kabel yang ada. Adakalanya hal ini disebabkan karena konektor yang
tidak terhubung dengan sempurna. Perhatikan juga ATX 12V, yang dapat ditemukan
pada kebanyakan motherboard empat tahun belakangan ini. Motherboard tidak akan
beraksi, tanpa catuan daya dari konektor ini.
Langkah 3: Ini akan
cukup merepotkan. Lakukan pengecekan perangkat utama satu persatu. Yang
dimaksud adalah CPU dan motherboard. Pastikan keduanya masih berfungsi dengan
baik. Sebab katakanlah jika CPU rusak, sistem tidak akan menyala sama sekali.
Demikian juga jika motherboard rusak. Terutama untuk urusan catu dayanya
(MOSFET, jalur daya pada PCB dan seterusnya). Ini juga akan menyebabkan PC
tidak akan bereaksi sama sekali.
02. Fan,
Harddisk Terdengar Putarannya, namun Layar Monitor Tetap Gelap.
Permasalahan: PC bereaksi.
Terdengar bunyi putaran kipas, dan tanda-tanda kehidupan lain dari harddisk,
drive optik dan lain-lain. Namun, monitor tetap gelap.
Solusi: setidaknya ini
sedikit lebih baik dari masalah nomor 1. Untuk masalah ini, sebaiknya
mengandalkan tanda yang diberikan POST BIOS. Pastikan speaker casing terpasang
baik, sehingga Anda dapat mendengarkan POST berupa kombinasi bunyi beep yang
pasti tersedia pada kebanyakan motherboard. Atau pada beberapa motherboard
keluaran terbaru, juga tersedia buzzer yang terintegrasi pada
motherboard.
Lebih mudah lagi jika motherboard disertai display BIOS POST code
berupa dua seven segment LED, yang akan menampilkan kode hexagesimal. Sekiranya
Anda tidak tahu arti dari kode tersebut (baik suara ataupun cahaya) atau bahkan
kehilangan buku manual, sekali lagi tidak perlu panik. Anda dapat coba membuka
situs Bios Central http://www.bioscentral.com).
Harddisk
Menyimpan berbagai
dokumen, lagu-lagu kesayangan format MP3, instalasi game 3D (yang ukurannya
hingga satuan gigabyte), beberapa, bahkan mengumpulkan video download berformat
DivX, atau master video digital hasil transfer dari handycam. Tidaklah aneh
jika harddisk dengan cepat penuh. Menambah harddisk pun, ternyata
tidak
terlepas dari beberapa masalah yang mungkin saja timbul.
03. Sistem
Tidak Mengenali Harddisk Baru.
Permasalahan: Harddisk
baru yang terpasang, tidak terdeteksi baik pada Windows maupun BIOS
sekalipun.
Solusi: Intinya memasang
dan mengonfigurasikan harddisk dengan benar. Harddisk bukan termasuk komponen
yang sulit dalam proses instalasi. Namun, ada beberapa langkah yang harus
dipastikan sudah dilakukan, saat memasang harddisk.
Langkah 1: Pastikan
harddisk sudah mendapatkan catudaya dari PSU. Kesalahan sepele seperti ini bisa
saja terjadi. Mengingat letak harddisk yang biasanya di bagian depan casing.
Terkadang Anda menghubungkannya dengan cabang power dari fan, yang tidak
mendapatkan pasokan daya dari PSU. Hal ini bisa juga diakibatkan minimnya
jumlah konektor daya dari PSU.
Langkah 2: Pastikan
setting master dan slave harddisk tepat seperti yang diinginkan. Atau jika Anda
ingin memanfaatkan konfigurasi pada cable select, pastikan menggunakan
konfigurasi tersebut pada kedua harddisk, lama dan baru Anda.
Langkah 3: Jika Anda menginginkan
memanfaatkan konfigurasi cable select, perhatikan pemasangan kabel IDE pada
harddisk. Beberapa kabel terbaru, sudah memberikan tanda khusus, untuk membantu
menentukan konektor mana yang akan dianggap sebagai master, dan konektor mana
yang akan dianggap sebagai slave. Jika tidak tersedia, cara paling mudah adalah
dengan aturan dasar berikut. Konektor yang terletak diujung diperuntukkan
sebagai master. Sedangkan konektor di tengah, akan dianggap sebagai slave.
Langkah 4: Jika itu semua
belum dapat menyelesaikan masalah, maka alternatif jawabannya ada pada setting
BIOS. Pada pilihan utama Integrated Peripheral, biasanya terdapat pilihan untuk
IDE controller. Di sini juga terdapat pilihan untuk setting controller harddisk
SATA. Sekiranya Anda mengalami masalah serupa, saat ingin menambahkan harddisk
baru ber-interface SATA. Khusus untuk harddisk SATA dan Windows, jangan lupa
untuk menginstalasi driver yang biasanya disertakan oleh produsen motherboard.
Atau updatenya, tergantung chipset motherboard yang digunakannya.
04. Harddisk
Terdeteksi, namun Tidak Dapat Dioperasikan.
Permasalahan: BIOS
mendeteksi keberadaan harddisk. Namun tidak demikian dengan Windows, bahkan
DOS.
Solusi: Ini bukan
permasalahan besar. Yang perlu dilakukan adalah membuat partisi, dan kemudian
memformat harddisk baru tersebut. Karena harddisk yang baru tersebut belum
terformat dalam sebuah file system yang dapat dikenali Windows ataupun DOS. Ada
beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan dengan harddisk baru tersebut.
Kemungkinan 1: Sekiranya
Anda menginginkan menginstalasi harddisk baru tersebut dengan operating system
Windows 9x, maka diperlukan sedikit pengetahuan dasar tentang perintah FDISK.
Untuk yang satu ini, kami sangat menyarankan untuk memanfaatkan perintah yang
satu ini dengan didampingi rekan Anda yang sudah berpengalaman.
Kemungkinan 2: Jika Anda
ingin menginstalnya dengan Windows 2000/XP ataupun beberapa distro Linux
terbaru sekarang ini, Anda tidak usah pusing lagi berhadapan dengan perintah
FDISK. Mereka menyediakan pilihan pada saat proses instalasinya. Tinggal
mengikuti langkah dan pilihan yang diberikan. Setidaknya akan lebih mudah
dibandingkan menggunakan perintah FDISK untuk kebanyakan orang.
Kemungkinan 3: Jika
harddisk baru tersebut akan dimanfaatkan sebagai harddisk tambahan untuk
penyimpanan data, hal ini akan lebih mudah. Misalnya selama ini Anda sudah
menggunakan operating system Windows XP. Dengan mengguna kan user yang memiliki
administrator rights Anda dapat melakukan hal berikut ini.
Cukup dengan masuk
ke Disk Management. Salah satunya dengan cara klik kanan pada My Computer,
pilih Manage.
Perhatikan kolom bagian kiri. Kemudian pada Storage, pilih Disk
Management. Dari sini Anda dapat melihat dan mengatur harddisk baru Anda dengan
lebih mudah.
Catatan: Berhati-hatilah saat
menggunakan fasilitas yang tersedia pada Disk Management. Jangan sampai salah
memilih harddisk. Karena data yang di dalam harddisk ataupun partisi dapat
hilang. Demikian juga saat menggunakan FDISK ataupun fungsi serupa yang tersedia
pada proses instalasi operating system.